Tuesday, March 21, 2017

MAKALAH KENAKALAN REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.

Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtua nya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja.

Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.



BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut:
1. Kartono, Ilmuwan Sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
2. Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

II.2 Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
    a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:

1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.

2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.

3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:

1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.

Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

II.3 Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
 Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:

Ø Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
Ø Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:

2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi.

Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain: Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan, Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama, Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul, Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
III.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan remaja tersebut.












DAFTAR PUSTAKA/SUMBER






Monday, March 20, 2017

MAKALAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA


PENGERTIAN SEJARAH

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kita hidup di tiga masa yaitu : masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. Masa lalu biasanya menyimpan berbagai macam kisah dalam kehidupan kita. Sementara masa sekarang adalah masa yang sedang kita jalani sekarang, sedangkan masa depan merupakan suatu masa yang terjadi dalam kehidupan mendatang.

Sebagai manusia kita hidup di dunia ini tak akan pernah luput dari suatu kisah yang sering kali kita terjemahkan sebagai sejarah. Ada kisah baik atau menyenangkan dan ada juga sebaliknya. Semua itu mesti kita jalani.

Bedasarkan hal di atas penulis membahas tentang pengertian sejarah dan penjelasannya.

I.2 Landasan Teori
Sejarah dalam bahasa Yunani dari kata Historia yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang mendalam. Menurut bahasa Arab, sejarah berasal dari kata syarataun yang berarti pohon kayu yang bercabang-cabang karena sejarah kembang antara satu titik kejadian yang bercabang ke titik kejadian yang lain yang saling berhubungan. Menurut bahasa Jawa, sejarah berasal dari kata badad yang berarti riwayat dan sejarah atau dapat berarti memotong tumbuhan dengan pisau sehingga terang. Di dalam bahasa Inggris, sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau, masa lampau umat manusia.

Sedangkan dalam bahasa sejarah menurut bahasa terbagi dua yakni pengertin sejarah dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian sejarah dalam arti sempit adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia dari akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani.

I.3 Batasan Masalah
Makalah ini terdiri atas tiga bab; 1.Bab I Pendahuluan, 2.Bab II Pembahasan, 3.Bab Penutup, serta daftar pustaka/sumber terlampir di halaman akhir. Secara umum makalah ini membahas tentang; Pengertian Sejarah, Sejarah Sebagai Kisah, Sejarah Sebagai Ilmu, dan Sejarah Sebagai Seni.

I.4 Manfaat Penulisan
Secara umum penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang materi yang dibahas dalam makalah ini.

Secara khusus makalah ini, akan sangat bermanfaat bagi semua siswa/wi X.3 semester I ( Satu ) terutama oleh kelompok penyanyaji.


I.5 Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya tentang materi yang ada dalam bahasan ini. Serta menjadi rujukan bagi pemakalah berikutnya dengan topik yang sama.

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah agar penulis lebih memahami materi yang ada dalam bahasan ini serta melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Sejarah.






































BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN SEJARAH

II.1 Pengertian Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. atau secara sederhana, pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telahterjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Sejarah dalam bahasa Yunani dari kata Historia yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang mendalam. Menurut bahasa Arab, sejarah berasal dari kata syarataun yang berarti pohon kayu yang bercabang-cabang karena sejarah kembang antara satu titik kejadian yang bercabang ke titik kejadian yang lain yang saling berhubungan. Menurut bahasa Jawa, sejarah berasal dari kata badad yang berarti riwayat dan sejarah atau dapat berarti memotong tumbuhan dengan pisau sehingga terang. Di dalam bahasa Inggris, sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau, masa lampau umat manusia.

Sedangkan dalam bahasa sejarah menurut bahasa terbagi dua yakni pengertin sejarah dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian sejarah dalam arti sempit adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia dari akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani.

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian sejarah, antaralain sebagai berikut :
1. Muhammad Yamin
Pengertian sejarah menurut Muhammad Yamin adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan

2. Moh. Hatta: Menurut Moh. Hatta
Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masa lampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan kriteria dari kejadian di masa lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekedar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa lampau yang didalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematik pelajaran bagi manusia berikutnya.

3. Nugroho Notosusanto
Pengertian sejarah menurut Nugroho Notosusanto bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai makhluk bermasyarakat yang erjadi di masa lampau.
  
4. Taufik Abdullah
Pengertian sejarah menurut Taufik Abdullah adalah tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu di masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
5. Drs. Sidi Gazalba
Arti sejarah menurut Drs. Sidi Gazalba adalah masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang berlaku.
6. Moh. Ali
Pengertian sejarah menurut Moh. Ali bahwa sejarah merupakan keseluruhan perubahan, dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.

7. Rochmawati Wiriatmaja
Pengertian sejarah menurut Rochiati Wiriatmadja bahwa sejarah adalah disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-ilai spritual, dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup, harmoni dalam nilai-nilai, keteladanan dalam keberhasilan dan kegagalan, dan cerminan pengalaman kolektif yang menjadi kompas untuk kehidupan masa depan.

8. Ismaun
Pengertian sejarah menurut Ismaun adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang benar-benar telah terjadi atau berlangsung dalam segala aspeknya di masa lampau. Sejarah merupakan catatan atau rekaman pilihan yang disusun secara teliti tentang segala aspek kehidupan umat manusia di masa lampau.

9. Aristoteles
Pengertian sejarah menurut Aristoteles merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal tersusun dalam bentuk kronologi. serta menurut Aristoteles bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
10. J.V. Bryce: Menurut J.V. Bryce, bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.  

II.2 Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
Dalam bahasa inggris disebut dengan history yang artinya masa yang telah lampau. Dalam hal ini masa lampau umat manusia. Oleh karena itu, sejarah tentu saja akan membahas kegiatan mausia di masa lampau. Dalam bahasa arab kita mengenal istirah sajaratun, yang memiliki arti pohon. Jika kita melihat gambar silsilah raja-raja, secara sepintas akan tampak seperti gambar sebuah pohon.

Oleh karena itu sejarah dapat di artikan silsilah keturunan raja-raja, yang berarti merupakan peristiwa pemerintahan dan keluarga raja yang sudah lampau. Perlu di ketahui bahwa sejarah bukan hanya membahas peristiwa serta kejadian yang telah lampau saja, tetapi ada tiga aspek, Yakni masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.

Peristiwa masa lampau di jadikan pengalaman serta pelajaran masa kini, sedangkan peristiwa masa kini dijadikan titik tolak kegiatan di masa mendatang. Hal ini berarti sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral.
Ada juga orang yang mengatakan bahwa sejarah itu merupakan rentetan peristiwa sebab akibat. Itupun ada benarnya, karena peristiwa yang sedang terjadi biasanya diakibatkan oleh sebuah peristiwa yang mendahului, atau peristiwa yang telah melatar belakangi.

Apa bila kita simpulkan, sejarah berarti ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau yang disebabkan oleh tindakan manusia, yang mengakibatkan terjadinya perubahan perkembangan peradaban umat manusia, baik yang menyangkut sosial, ekonomi, politik, kebudanyaan dan sebagainya.

Apabila kita selidiki lebih dalam, sejarah itu ada setelah manusia ada dimuka bumi ini. Sejarah terus berkesinambungan, sehingga merupakan rentang peristiwa yang sangat panjang dan lama , sejak manusia pertama dimuka bumi ini. Dengan demikian, sejarah mempunyai sifat yang spesifik dibandingkan ilmu lainya, antara lain sebagai berikut ini :
1. Masa lalu di lukiskan secara urutan waktu atau kronologis
2. Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas
3. Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang (tiga dimensi)
4. Kebenaranya bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur apa bila ditemukan data pembuktian baru.

II.3 Perbedaan Sejarah Sebagai Pristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
1. Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa pada hakikatnya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, kita tidak mungkin lagi dapat mengamati atau menyaksikan peristiwa tersebut. Yang kita bisa amati adalah sejarah sebagai kisah, yaitu penelitian sejarah sebagai peristiwa.

2. Sejarah Sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah adalah hasil karya atau hasil ciptaan orang yang menulisnya atau sejarawan penulis. Sejarah sebagai kisah seharusnya cocok dengan sejarah sebagai sebagai peristiwa masa lalu yang digambarkanya.
Sejarawan penulis dapat mengetahui bahwa peristiwa masa lampau terjadi seperti yang ia kisahkan, sebab dalam menyusun kisah masa lampau ia menggunakan dasar jejak-jejak peristiwa masa lampau.

Proses penyusunan sejarah seabgai kisah, para sejarawan menggunakan dasar jejak-jejak yang ditinggalkan oleh sejarah sebagai peristiwa. Dengan perkataan lain, sejarah sebagai peristiwa menjadi sumber sejarah sebagai kisah. Pengetahuan tentang masa lampau begitu saja tidak diperoleh dengan mudah. Untuk memperolehnya, kita harus melakukan penelitian yang kadang-kadang sulit sehingga memakan waktu dan pemikiran yang tidak sedikit.
3. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah dikatakan sebagai ilmu apabila sejarah memiliki syarat-syarat dari suatu ilmu.  Adapun syarat-syarat ilmu adalah sebagai berikut ini :
a. Ada masalah menjadi objek
b. Ada metode
c. Tersusun secara sistematis
d. Menggunakan pemikiran yang rasional
e. Kebenaranya bersifat objektif

Syarat-sayarat diatas dapat diketahui dalam sejarah, hal ini dapat terlihat sebagai berikut ini :
1. Masalah menjadi objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian dimasa lalu yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan manusia. Kejadian-kejadian itu merupakan hubungan sebab akibat.
2. Metode sejarah adalah cara menangani bukti-bukti sejarah dan menghubungkanya serta memastikanya dengan bukti tentang asal usul. Kemudian menarik tafsiran dengan bukti peristiwa masa lampau sehingga terlihat probilitasnya.
3. Kisah sejarah di susun dengan sistematis, berdasarkan tahun kejadian dan peristiwa yang mengawalinya, dimulai dari judul, bab, subbab, serta keterangan selanjutnya.
4. Kebenaran fakta sejarah diperoleh dari penelitian sumber sejarah yang di kumpulkan dengan menggunakan rasio. Contoh penelitian sumber sejarah seperti fosil, candi dan peninggalan lain yang diteliti secara rasional.
5. Kebenaran fakra sejarah adalah obyektif, karena dalam menyusun kisah sejarah harus berdasarkan fakta yang ada.

4. Sejarah Sebagai Seni
Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan. Ia mengatakan bahwa menuliskan sebuah kisah peristiwa tidak mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni, jika kita usut perkembangan penulisan sejarah mula-mula adalah suatu caabang dari sastra. Jadi, merupakan suatu seni. Begitu pula pada abad ke -12 di eropa posisi sejarah sebagai ilmu dan seni masih diperdebatkan sampai abad ke – 17, yang akhirnya dinyatakan bahwa sejarah merupakan cabang dari sastra karena itu sejarah di anggap sebagai seni.

Dalam kenyataan dunia pendidikan, guru maupun siswa akan merasa senang dan terhibur apabila penulisan kisah sejarah menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, dan menarik sehingga tidak membosankan dan isinya dapat dimengerti. Untuk itu diperlukan seni dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu, sejarah juga adalah seni.


BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB II di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa.
2. Sejarah dalam bahasa Yunani dari kata Historia yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang mendalam.
3. Menurut bahasa Arab, sejarah berasal dari kata syarataun yang berarti pohon kayu yang bercabang-cabang karena sejarah kembang antara satu titik kejadian yang bercabang ke titik kejadian yang lain yang saling berhubungan.
4. Menurut bahasa Jawa, sejarah berasal dari kata badad yang berarti riwayat dan sejarah atau dapat berarti memotong tumbuhan dengan pisau sehingga terang.
5. Di dalam bahasa Inggris, sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau, masa lampau umat manusia.
6. Sejarah sebagai peristiwa pada hakikatnya sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, kita tidak mungkin lagi dapat mengamati atau menyaksikan peristiwa tersebut.
7. Proses penyusunan sejarah seabgai kisah, para sejarawan menggunakan dasar jejak-jejak yang ditinggalkan oleh sejarah sebagai peristiwa.
8. Sejarah dapat diakatakan Ilmu jika memiliki syarat antaralain : a. Ada masalah yang menjadi objek, b. Ada metode, c. Tersusun secara sistematis,
d. Menggunakan pemikiran yang rasional, e. Kebenaranya bersifat objektif
9. Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan. Ia mengatakan bahwa menuliskan sebuah kisah peristiwa tidak mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni, jika kita usut perkembangan penulisan sejarah mula-mula adalah suatu caabang dari sastra.

III.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi semua pembaca umum nya dan khusus nya bagi kelompok penyaji.
2. Semoga makalah ini juga menjadi rujukan bagi pemakalah berikutnya dengan topik yang sama.
3. Jika terdapat kekeliruan dan atau pun kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka kami dari kelompok penyaji akan menerima krtikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami ini di kemudian hari.










DAFTAR PUSTAKA/SUMBER

Marwan Supriyadi, Sejarah 1 untuk SMA / MA Kelas X / penyusun, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka.




PERGOLAKAN SOSIAL PADA AWAL KEMERDEKAAN RI

PERGOLAKAN SOSIAL PADA AWAL KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Panitia Perseiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebuah lembaga hasil bentukan Jepang memutuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Memilih dan menetapkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh.  Hatta sebagai Presiden dan Wakil Pfresiden Republik Indonesia.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden sebelum MPR dan DPR terbentuk.

Penyebab munculnya gejolak social itu sebagai berikut :
1. Adanya kelompok yang tidak mendukung proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Adanya persaingan ideologi antara partai politik.
3. Munculnya ketidakpercayaan kepada pemimpin Indonesia pada sat itu.

Gejolak Sosial yang muncul pada awal kemerdekaan Indonesia yaitu :
1. Pengambialihan Kekuasaan dalam Tubuh Komite Nasional Indonsia Pusat (KNIP)
Rencana perubahan KNIP dipeloori oleh Amir Syarifuddin, Supeno, Sukarni, Subadio, Ir. Sakirman dan Mangunsarkoro pada bulan Oktber 1945, kelompok ini beranggapan bahwa system presidensial terlalu otoriter, aristolrat dan totaliter dan dengan berbelak lima puluh tanda tangan anggota KNIP mengajukan petisi tentang perubahan itu kepada Presiden Soekarno pada tanggal 7 Oktober 1945.

Prsesiden Soekarno dan Wakilnya Drs. Moh. Hatta memenuhi tuntutan itu. Pada sidang KNIP yang tidak dihadori oleh Presiden Soekarno pada tanggal 16 Oktober 1945, Drs. Moh.Hatta mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden Nomor X (dibaca eks).maklumat itu berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Komite Nasional Indonesia Pusat diserahi kekuasaan legislative dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Pekerjaan sehari-hari Komite Nasional Indonesia Pusat berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang dipilih diantara mereka dan bertanggung jawab kepada Komite Nasional Indonesia Pusat.

Badan Pekerja KNIP (BP-KNIP) beranggotakan 28 orang diketuai oleh Sutan Syahrir dan wakilnya Mr. Amir Syarifuddin. Maklumat tersebut mengakibatkan telah terjadinyaperubahan, kedudukan, tugas dan wewenang KNIP. Contohnya KNIP menjadi memiliki legislative dan kabinetnya sangat besar. Selanjutnya dibentuk cabinet baru pada tanggal 14 Nopember 1945. Sutan Syahrir diangkat menjadi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri, Amir Syarifuddin menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Penerangan.

Dengan demikian, telah terjadi penyelewengan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditunjukakandengan digantikannya system presidensial menjadi parlementer.
Fakta-fakta tersebut menurut M.C. Ricklefs menunjukkan telah terjadi suatu pengambil alihan kekuasaan dalam Komite Nasional Ondonesia Pusat. Pengambilalihan kekuasaan itu dilakukan karena Soekarno dan para pendukungnnya dianggap pernah bekerja sama dengan Jepang. Sebaliknya kelompok Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin belum pernah bekerja sama dengan Jepang, tetapi justru menjadi pemimpin gerakan bawab tanah melawan Jepang.

Naiknya Sutan Syahrir dan Amir Syarifuddin ke pusat kekuasaan secara konstitusi memang suatu kesalahan, akan tetapi, jika dilihat dari sisi kedudukan Indonesia di mata Belanda menjadi suatu keuntungan karena Belanda menganggap Ir. Soekarno merupakan kolaborator Jepang.

2. Ancaman disintergrasi Bangsa dalam Bentuk Pergolakan dan Pemberontakan
Pergolakan dan pemberotakan yang terjadi di dalam negeri pada awal kemerdekaan :

A. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948
Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit lagi pada tanggal 21 Oktober 1945 dan Tokoh-tokoh pendukungnya adalah Suripto, Muso, Amir Syarifuddin, M.H. Lukman, D.N. Aidit, Nyoto dan Sudisman. Muso merupakan Pemimpin PKI tahun 1920 an yang bermukim di Uni Suviet sejak tahun 1926. Pada bulan September 1948 para pemimpin PKI mulai Cepu dan Purwodadi dan mereka mendorong buru dan petani untuk mengambil alih tanah milik para tuannya.

Pertempuran terbuka antara PKI dengan pemerintah mulai meletus di Surakarta bulan September 1948. Pasukan divisi Siliwangi berhasil memukul mundur PKI dan pendukungnnya, pada 17 September 1948 PKI mundur dan menggabungkan diri  dengan satuan-satuan PKI lainnya di Madiun dan merebut tempat strategis, membunuh tokoh-tokoh pro pemerintah dan mengumumkan melalui radio bahwa telah terbentuknya Front Nasional.

Pemerintah Indonesia menumpas pemberontak PKI dengan tanpa ampun, pada 19 September 1948 Presiden Soekarno melalui siaran radio menyeruhkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memilih Muso dengan PKI-nya atau Soekarno-Hatta. Pasukan Siliwangi Divisi I dan II di bawah pimpinan Kolonel Sungkono dan Kolonel Gatot Subroto menyerang dari arah timur dan Barat Madiun dan para pemberontak melakukan gerak mundur dengan membunuh para pejabat pemerintah dan pemimpin Masyumi dan PNI dan pada 30 September kota Madiun kembali dikuasai oleh pemerintah.

B. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.
Ketentuan yang terdapat dalam perjanjian Renvile adalah Pasukan Siliwangi keluar dari wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda. Kolonel A.H. Nasution memimpin 22.000 tentara untuk melakukan perjalanan ke Jawa Tengah yang masih dikuasai Republik dan tindakan A.H. Nasution tidak disetujui oleh Sekarmaji Maridjan Kartusuwirjo (S.M. Kartosuwirjo). Sekarmadji MaridjanKatosuwirjo mengangkat dirinya sebagai Imam atau Pemimpin Negara yang bernama Negara Islam Indonesia dan memproklamasikan gerakan politik tersebut pada 7 Agustus 1949 di Desa Cisampah Kec. Ciawiligar, Kewedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gerakan politik ini disebut Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) bertujuan menjadikan Indonesia sebagai Negara teokrasi dengan agama Islam sebagai Dasar Negara. Hukum yang digunakan adalah Hukum Islam DI/TII berhasil menguasai sebegian besar wilayah pedalaman Jawa Barat.

Pengaruh DI/TII berhasil menyebar ke berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Aceh, Jawa tengah meliputi Brebes, Tegal, Pekalongan dan dipimpin oleh Amir Fatah, kebumen dipimpin oleh Kiai Moh. Mahfudz yang dikenal dengan nama Kiai Sumolangu. Gerkan DI/TII di Jawa T engah didukung oleh Batalion 426 sehingga memiliki kekuatan yang memadai. Penumpasan DI/TII di Jawa Tengah dilakukan pemerintah dengan menerjunkan Operasi Militer dengan nama Gerakan Banteng Nasional (GBN) dipimpin oleh Letkol Sarbini, Letkol M. Bachrun, Letkol A. Yani sedangkan Operasi Merdeka Timur dipimpin oleh Letkol Soeharto.

Pimpinan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar dan tahun 1952 beliau menyatakan bahwa daerah Sulawesi Selatan merupakan bagian dari NII Katosuwirjo. Pada 7 Agustus tahun 1953 Kahar Muzakar mengubah nama gerombolannya menjadi Tentara Islam Indonesia”, Pemerintah Indonesia mengatasi DI/TII  Kahar Muzakar dengan melibatkan pasukan TNI dari Divisi Siliwangi, Kahar Muzakar meninggal 3 Februari 1965.

DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar  yang merupakan seorang mantan Anggota TNI dan berpangkat Letnan Dua dan menyatakan bahwa gerakannya merupakan bagian dari NII, Kartosuwirjo di Jawa Barat dan diberi nama Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (RKYT) dan nama ini dimaksudkan untuk menarik simpati dari masyarakat. DI/TII Kalimantan Selatan berhasil ditaumpas pemerintah Republik Indonesia setelah Ibnu Hajar berhasil ditangkap pada bulan Juli 1963 dan dijatuhi hukuman mati.

Pemimpin DT/TII di Aceh adalah Daud Beureueh  dan dia pernah menjabat sebagai Gubernur Militer. Daerah Istimewah Aceh waktu agresi militer Belanda pada pertengahan tahun 1947. Daud Beuereueh mengawali gerakannya dengan menyatakan Proklamasi Aceh sebagai bagian dari “Negara Islam Indonesia” di bawah pimpinan ImamKartosuwirjo. Pernyataan proklamasi dilakukan pada tanggal 20 September 1953.

C. Pemberontak Andi Azis.
Andi Azis adalah mantan Kapten Tentara KNIL dan pernah menjabat sebagai Komandan Kompi APRIS di Makasar, latar belakang pemberontakan Andi Azis  berkaitan dengan pembentukan APRIS. Andi Azis bersama pasukan  KNIL  menggabungkan diri dengan APRIS pada 30 Maret 1950 dan tidak lama kemudian pemerintah RIS mengirimkan sekitar Sembilan ratus pasukan TNI dari APRIS ke Makasar untuk menjaga keamanan dan pasukan TNI dipimpin oleh Mayor H.V. Worong.

Pasukan yang dipimpin Andi Azis melakukan serangn terhadap Markas TNI di Makasar dan menawan Panglima Teritorial Indonesia Timur yaitu Letkol A.Y.  Mokoginta, TNI melakukan perlawanan sehingga terjadi pertempuran. Dan tindakan Andi Azis dijawab pemerintah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Pada tanggal 8 April 1950 pemerintah mengeluarkan ultimatum yang isinya Andi Azis untuk segera melaporkan diri ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu 4 X 24 jam.

Pada tanggal 26 April 1950 pemerintah mengirimkan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang untuk menduduki pasukan Mayor H.V. Worong.


D. Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemberontak RMS didalangi oleh Dr. Christian Robert Steven Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), latar belakang tindakannya adalah rasa ketidak puasannya jika Negara Indonesia Timur  (NIT) harus kembali menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soumokil bekerja sama dengan Ir. Manusama dan Dr. Pattirajawane memproklamasikan Kemerdekaan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada tanggal 25 April 1950. Pemberontak RMS mendapat dukungan penuh dari
Pemerintah Belanda dan Pasukan KNIL yang berada di Ambon.

Oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS)  berusaha segera menumpas RMS, langkah pemerintah pertama melakukan jalan damai. Pemerintah Indonesia mengirimkan  dr. Leimena untuk melakukan perundingan dengan RMS, tetapi ditolak oleh pihak RMS, dan ketika jalan damai sudah tidak mngkin dilakukan pemerintah RIS kemudian mengirimkan ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

Ekspedisi Militer yang menghadapi RMS terbagi dalam Operasi Senopati I dan II. Gerakan Senopati II berhasil menguasai Ambon pada tanggal 15 Nopember 1950, para pemberontak RMS melarikan diri ke Pulau Saparua dan pedalaman Seram. Pemberontak RMS melanjutkan pemberontakannya dengan pengacauan dan bergerilya sampai akhirnya Pimpinan RMS Dr. C.R.S. Soumokil tertangkap pada tanggl 3 Desember 1963 dan pada sidang Mahkamah Militer Angkatan Darat di Jakarta tanggal 21 April 1964 dijatuhi hukuman mati, Ir. Manusama dan Dr. Pattirajawane berhasil melarikan diri ke Belanda.

E. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Situasi Negara tidak menentu beberapa daerah di Sumatra  dan Sulawesi merasa tidak puas dengan pembagian alokasi biaya pembangunan dari pemerintah pusat dan sikap itu didukung oleh beberapa Panglima Militer, dengan demikian PRRI dan Permesta dilatarbelakangi masalah otonomi dan perimbangan keuangan yang tidak memuaskan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Pemberontakan PRRI dan Permesta dimulai dengan pembentukan dewandewan daerah berikut :
1. Dwan Banten di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
2. Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh M. Smbolon.
3. Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
4. Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Pada tanggAL 10 Pebruari 1958 Letkol Ahmad Husein mengeluarkan Ultimatum supaya Kabinet Juanda mundur, tetapi pemerintah tidak menanggapi, kemudian Ahmad Husein mengambil tindakan dengan memproklamasikan berdirinya  PRRI/Permesta pada tanggal 15 Pebruari 1958 dan Perdana Menterinya adalah Syarifuddin Prawiranegara dengan pusat pemerintahan di Bukittinggi.

Pemerintah melakukan Operasi Tegas, Operasi 17 Agustus, Operasi Saptamarga, Operasi sadar dan Operasi Merdeka untuk menumpas pemberontakan PRRI. Kemudian pada tanggal 29 Mei 1961 Ahmad Husein menyerahkan diri kepada pemerintah, diikuti pasukannya dan para tokoh PRRI yang lain.


F. Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
Pemberontakan Permesta dipelopori oleh Lekol H.N. Ventje Sumual, pada saat itu dia menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium VII Wirabuana, pemerontakan terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Proklamasi Permesta terjadi di Makasar pada tanggal 1 Maret 1957. Tujuan pemberontak Permesta adalah  memperjuangkan otonomi daerah yang seluas-luasnya dan menentang paham komunis yang berkembang di wilayah  Republik Indonesia. Tokoh-tokoh Permesta adalah Kolonel A.E. Kawilarang, Letkol D.J. Sombo Sibagad, Kolonel Saleh Lahade, Mayor Runturambi dan Mayor Gerungan.

G. Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965
Peristiwa G30S/PKI atau biasa disebut dengan Gerakan 30 September merupakan salah satu peristiwa pemberontakan komunis yang terjadi pada bulan september sesudah beberapa tahun Indonesia merdeka. Peristiwa G 30 S PKI terjadi di malam hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965. Dalam sebuah kudeta, setidaknya ada 7 perwira tinggi militer yang terbunuh dalam peristiwa tersebut.

Partai Komunis saat itu sedang dalam kondisi yang amat kuat karena mendapatkan sokongan dari Presiden Indonesia Pertama, Ir. H Soekarno. Tidak heran jika usaha yang dilakukan oleh segelintir masyarakat demi menjatuhkan Partai Komunis berakhir dengan kegagalan berkat bantuan Presiden kala itu.

Hingga sampai saat ini, peristiwa 30S PKI tetap menjadi perdebatan antara benar atau tidaknya PartaiKomunis Indonesia yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.

1. Sejarah Peristiwa 30S PKI
Sebelum peristiwa 30S PKI terjadi, Partai Komunis Indonesia sempat tercatat sebahgai Partai Komunis terbesar di dunia tanpa harus dengan menghitung beberapa partai komunis yang tersebar di Uni Soviet dan Tiongkok.

Semenjak dilakukannya audit pada tahun 1965, hampir lebih dari 3,5 juta pengguna aktif yang bernaung dalam partai ini. Hitungan itupun belum termasuk dengan 3 juta jiwa yang menjadi kader dalam anggota pergerakan pemuda.

Disisi lain, PKI juga memiliki hak kontrol secara penuh terhadap pergerakan buruh, kurang lebih 3,5 juta orang lagi telah ada di bawah pengaruhnya. Belum sampai disitu, masih ada 9 juta anggota lagi yang terdiri dari gerakan petani dan beberapa gerakan lain, misal pergerakan wanita, pergerakan sarjana dan beberapa organisasi penulis yang apabila dijumlahkan bisa mencapai angka 20 juta anggota beserta para pendukungnya.

Masyarakat curiga karena adanya isu yang menyatakan bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya peristiwa 30 September yang bermula dari kejadian di bulan Juli 1959, yang mana pada saat itu parlemen sedang di bubarkan dan Soekarno sendiri justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah dekrit presiden.

PKI berdiri dibelakang dukungan penuh dekrit presiden Soekarno. Sistem Demokrasi Terpimpin yang diperkenalkan oleh Soekarno juga disambut denngan gembira oleh PKI. Karena dengan adanya sistem ini PKI diyakini mampu menciptakan sebuah persekutuan konsepsi Nasionalis, Agama dan Komunis yang kemudian disingkat dengan NASAKOM.

2. Kronologi Peristiwa G 30 S PKI
Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober. Dimulai dengan kasus penculikan 7 jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari Lapangan Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.

Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan tersebut, berhasil kabur setelah berusaha untuk melompati dinding batas kedubes Irak.

Meskipun begitu, Pierre Tendean beserta anak gadisnya. Ade Irma S. Nasution ditangkap tertembak tewas pada pukul 6.00 tanggal 01 Oktober 1965 oleh regu sergap. Korban tewas semakin bertambah disaat regu penculik menembak serta membunuh seorang polisi penjaga rumah tetangga Nasution. Abert Naiborhu menjadi korban terakhir dalam kejadian ini. Mayat Jenderal yang masih hidup dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya tepat sebelah markas tersebut.

Sekitar 2.000 pasukan diterjunkan untuk menduduki sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Lapangan Merdeka, Monas. Walaupun mereka belum berhasil mengamankan bagian timur dari area ini. Sebab saat itu merupakan daerah dari Markas KOSTRAD pimpinan Soeharto.

Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Cakrabiwa bahwa G30 S PKI telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi stratergis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya didukung oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.

Tinta kegagalan tertulis dalam sejarah peristiwa G30S/PKI karena mereka melewatkan Soeharto yang mereka kira bukan seorang tokoh politik. Salah seorang tentangga beliau memberi tahu pada Soeharto tentang hilangnya para Jenderal serta penembakan yang terjadi pada jam setengah 6 pagi. Mendengar berita tersebut, Soeharto pun segera bergerak ke Markas KOSTRAD dan menghubungi anggota angkatan laut dan polisi.

Soeharto juga berhasil membujuk dua dari batalion pasukan kudeta untuk menyerah. Dimulai dari pasukan Brawijaya yang masuk ke dalam area markas KOSTRAD. Kemudian disusul dengan pasukan Diponegoro yang kabur menuju Halim Perdana Kusuma.

Kudeta ini juga gagal dikarenakan perencanaan yang kirang matang. Sehingga kondisi ini menyebabkan para tentara yang berada di Lapangan Merdeka kehausan akan impresi mereka untuk melindungi Presiden di Istana.



3. Berakhirnya Peristiwa G 30 S PKI
G 30 S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto berhasil mengambil alih atas semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai oleh G 30 S PKI. Jam 9 malam Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa sekarang ia tengah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan kontra-revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.

Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini ditujukan khusus kepada pasukan di Halim. Tak berapa lama kemudian, Soekarno meninggalkan halim perdana kusuma untuk segra menuju ke istana presiden lainnya yang ada di Bogor. Ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil ditemukan dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.


Source :



Batombe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kesenian tradisional dalam masyarakat Minangkabau memiliki tata cara sendiri dalam pel...